Beberapa hari lalu aku mengadakan perjalanan ke Gresik, sebuah kabupaten di sebelah utara Surabaya. Sebelum melakukan perjalanan aku mencari info jalan yang ternyaman dan termudah dari kotaku, Jogja, ke Gresik. Ada beberapa pemikiran yang muncul yaitu naik kereta atau naik bis. Menurut pemikiranku keduanya cukup nyaman dan mudah tapi setelah berpikir cukup lama, aku memutuskan untuk naik kereta karena lebih cepat dari pada naik bis yaitu kereta sekitar 5,5 jam sedangkan menggunakan bis sekitar 8 jam.
Dari situlah masalah mulai muncul karena harus naik apakah aku ke Stasiun Gubeng, lalu aku mulailah mencari informasi di internet. Secara kebetulan ada sebuah forum backpakers yang membicarakan hal tersebut, namun dari solusi yang diberikan hanya ada satu solusi yang menurutku cukup baik yaitu setelah ke Gubeng jalan ke depan Universitas Airlangga lalu naik angkot atau bemo (sebutan angkot di Surabaya) yang menuju Terminal Osowilangun setelah itu barulah naik angkot yang ke Gresik.
Menurutku informasi itu cukup membantu dan akhirnya aku berangkat dan sampai di Stasiun Gubeng. Sampai di sana aku gak jadi naik angkot sesuai rencana awal karena pas di sana aku dapat info baru jadi aku jalan ke depan JMP (Jembatan Merah Plasa) kalau gak salah. JMP jaraknya cukup dekat sekitar 500an meter, sekalian jalan-jalan melihat kota Surabaya. Tapi yang harus diingat keluar dari Stasiun keluarlah lewat pintu belakang agar tidak perlu untuk memutar. Dari JMP naiklah angkot line N dan turunlah di depan Gedung DPRD jalan Indrapura, jaraknya cukup dekat sekitar 5-15 menit sampai dan tarifnya 2500. Setelah itu ganti angkot jurusan Surabaya-Gresik berwarna hijau, tunggu sekitar 30-45 menit sampailah ke Kota Gresik tapi jangan lupa membayar 4500 untuk angkotnya.
Keperluanku ke Gresik sebenarnya adalah untuk memenuhi panggilan PT. Petrokimia Gresik dalam rangka proses rekrutmen pegawai. Jadi di sana banyak orang dan aku dapat banyak info lagi mengenai perjalanan mereka ke Gresik. Dari info yang di dapat kalau naik pesawat, dari Bandara Juanda, temenku naik Taksi dengan harga 140 ribu dab langsung samapi tempat tujuan. Taksi di bandara ini tidak menggunakan argo jadi bilang aja kamu mau kemana mereka akan menyediakan tiket dengan harga sesuai tujuanmu. Selanjutnya informasi lain, kalau naik bus turunlah di Terminal Bungur Asih. Dari Terminal Bungur Asih naiklah bus Damri yang menuju Terminal Osowilangun. Dari Terminal Osowilangun dapat naik angkot ke Gresik yang jaraknya sudah dekat 5-15 menit sampai. Untuk dari jalur utara yang aku tau cuma naik Bis turun di Terminal Bunder dan habis itu naik angkot ke Gresik.
Stadion Petrokimia Gresik
Sedangkan jalan pulang dari Gresik ke Stasiun Gubeng aku kurang tau soalnya aku naik travel bersama teman-teman dengan harga 125 ribu travel muat 8 orang jadi per orang sekitar 15-16 ribu, apalagi di Surabaya banyak jalan satu arah. Kalau naik bus dari Gresik ke Terminal naik angkot seperti berangkat. Pokoknya kemanapun anda janganlah khawatir dan jangan malu bertanya, pasti banyak info yang anda dapat. Semoga informasi ini membantu anda. franz_aditya)
SumatraLink.id (REPUBLIKA NETWORK) – Menjelang libur sekolah Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 – 2025, tiket kereta api (KA) ekonomi Rajabasa I/II Palembang – Bandar Lampung habis terjual. Pemesan baru bisa mengakses tiket keberangkatan dari Stasiun Kertapati (Palembang) – Tanjungkarang (Bandar Lampung) dan sebaliknya pada 7 Januari 2025.
Berdasarkan data yang diperoleh dari booking.kai.id, Kamis (12/12/2024), tiket KA Rajabasa dari Palembang ke Lampung dan sebaliknya telah habis terjual untuk keberangkatan Jumat (13/12/2024) sampai Senin (6/1/2025). Bagi penumpang yang ingin memesan tiket KA Rajabasa I dan II mulai lagi dibuka pada Selasa (7/1/2025).
Pelayananan angkutan penumpang dari Stasiun Kertapati (Palembang) hingga Tanjungkarang (Bandar Lampung) hanya dilayani KA Ekonomi Rajabasa I dan II dengan perjalanan pada siang hari. Harga tiket per penumpang Rp 32.000. Keberangkatan dari Stasiun Tanjungkarang dan juga Stasiun Kertapati dimulai pada pukul 8.30 dan tiba pada pukul 18.55. Lama perjalanan KA diperkirakan mencapai 9 jam 45 menit.
Menurut Bay, petugas KA Tanjungkarang, setiap musim liburan sekolah apalagi pada akhir tahun hingga tahun baru tiket KA selalu habis. Pihak PT KAI Divre IV Tanjungkarang menyediakan gerbong KA sebanyak lima unit untuk perjalanan dari Tanjungkarang ke Kertapati dan sebaliknya.
“Sudah biasa, kalau anak sekolah libur tiket kereta habis. Kalau tidak pesan jauh-jauh hari atau sebulan sebelumnya, tidak kebagian tiket lagi,” kata Bay.
Ramadhan, calon penumpang asal Palembang, yang akan kuliah di Bandar Lampung terpaksa memesan tiket KA dari Kertapati ke Tanjungkarang untuk keberangkatan tanggal 23 Desember 2024 sebulan sebelumnya. “Untuk balik lagi ke palembang sudah dipesan habis tahun baru,” kata Ramadhan, mahasiswa PTS di Bandar Lampung.
Peminat KA pada saat liburan selalu membeludak, apalagi menjelang hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Pihak PT KAI tidak lagi menyediakan layanan KA Limeks Sriwijaya I dan II dari Tanjungkarang ke Kertapati untuk keberangkatan pada malam hari.
“KA Limeks Sriwijaya sudah tidak ada lagi sejak pandemi Covid-19, tidak tahu apakah ada lagi atau tidak,” kata seorang lelaki petugas PT KAI di Stasiun Tanjungkarang, beberapa waktu lalu.
Menurut petugas yang tidak mau identitasnya disebut, semua gerbong KA Limeks Sriwijaya sudah dibawa ke Bandung (kantor pusat PT KAI). Bila semua gerbong KA bisnis dan eksekutif tersebut lebih dari 10 gerbong dikirim ke Bandung, untuk membuka jalur keberangkatan KA Limeks Sriwijaya pada malam hari peluangnya sudah sangat kecil.
KA Limeks Sriwijaya ini juga diminati penumpang meski harga tiket di atas Rp 150.000 untuk kelas bisnis, dan di atas Rp 200.000 untuk kelas eksekutif. Biasanya penumpang KA Limeks Sriwijaya dini diminati para pekerja yang memanfaatkan waktu malam berangkat hingga di tempat tujuan pada pagi hari, dan dapat beraktivitas lagi.
Warga berharap PT KAI dapat membuka lagi layanan KA bisnis dan eksekutif Limeks Sriwijaya untuk alternatif bagi penumpang yang ketinggalan kereta siang atau mobil bus dan travel.
“Seharusnya, PT KAI mengutamakan pelayanan angkutan penumpang sebagai transportasi publik yang murah dan nyaman. Tapi, mengapa kereta Limeks Sriwijaya ditiadakan?” kata Akman, warga Bandar Lampung.
Ia mengatakan, angkutan publik itu selain mobil travel dan bus, juga tersedia angkutan kereta api untuk jalur Lampung – Palembang. Lagi pula, kata dia, angkutan kereta ini memiliki nilai historis, sehingga tidak bagitu saja ditiadakan tanpa ada alasan yang jelas.
Menurut dia, kalau melihat jumlah penumpang penuh terus, lalu dimana kekurangannya. Sedangkan biaya operasional bisa sebanding dengan harga tiket yang ditawarkan. “Jangan hanya mengutamakan angkutan batubara saja, sedangkan angkutan penumpang dinomorduakan,” kata Akman, pengguna KA Lampung – Palembang. (Emye)
Editor: Mursalin Yasland
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - PT KAI Divre III Palembang setiap harinya mengoperasikan kereta api penumpang KA Bukit Serelo, KA Rajabasa dan KA komersial Sindang Marga.
Manager Humas PT KAI Divre III Palembang, Aida Suryanti menjelaskan, KA Bukit Serelo relasi Kertapati-Lubuklinggau (PP) , berangkat dari Kertapati pukul 09.00 Wib dan dari Lubuklinggau pukul 10.15 Wib.
Kemudian, KA Ekspres Rajabasa relasi Kertapati-Tanjungkarang (PP), berangkat dari Kertapati pukul 08.30 dan dari Tanjung Karang pukul 08.30 Wib.
Untuk harga tiket KA Bukit Serelo dan KA Ekspres Rajabasa, menggunakan tarif parsial.
Yaitu, tarif yang dikenakan penumpang kereta api disesuaikan dengan jarak yang ditempuhnya, dengan tarif tiket untuk jarak terjauh adalah Rp 32 ribu
Terakhir, KA komersial Sindang Marga relasi Kertapati-Lubuklinggau (PP), berangkat dari Kertapati pukul 20.15 dari Lubuk Linggau pukul 19.45. "Harga tiket untuk kelas bisnis dan eksekutif pada KA Sindang Marga, menggunakan tarif batas bawah dan batas atas. Untuk range tarif KA Komersial Sindang Marga rute Kertapati- Lubuk Linggau dan sebaliknya, " kata Aida, Kamis (24/20/2024).
Baca juga: 5 Travel Palembang-Belitang PP Terbaru Murah 2024, Lengkap Jadwal Pemberangkatan dan Ongkos Tiket
Baca juga: 5 Travel Palembang-Medan 2024, Lengkap dengan Harga Tiket dan Jadwal Pemberangkatan
Dijelaskan Aida, untuk tarif kelas Eksekutif Tarif Batas Bawah (TBB) Rp 140.000 dan Tarif Batas Atas (TBA) Rp 350.000.
"Sedangkan tarif kelas Bisnis, Tarif Batas Bawahnya Rp 100.000 dan Tarif Batas Atas Rp 260.000," ungkap Aida.
Diterangkannya, pemesanan tiket dapat dilakukan secara online di H-45 sebelum keberangkatan, melalui aplikasi Access By KAI, website KAI, gerai supermarket dan aplikasi pemesanan tiket online lain yang telah bekerja sama dengan KAI.
Ia pun menjelaskan, hingga saat ini untuk keberangkatan kereta api dari Palembang ke Lampung (Tanjung Karang), hanya ada satu keberangkatan setiap harinya dan belum ada perubahan.
"Jadi yang jelas untuk dari Palembang ke Lampung pagi saja, karena untuk keberangkatan malam sejak Covid-19 sudah tidak ada lagi, " tandasnya.
Untuk rangkaian KA penumpang, KAI Divre III menyiapkan total 43 unit kereta, yang terdiri dari 14 unit kereta K1 (eksekutif), 8 unit kereta K2 ( bisnis), 12 unit kereta K3(ekonomi), 2 unit kereta M1 (kereta makan), 3 unit kereta KMP3 (kereta makan+ pembangkit), dan 4 unit kereta pembangkit yang dirangkai untuk masing-masing kereta sesuai kelasnya.
"KAI Divre III berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna jasa kereta api agar kereta api terus menjadi pilihan masyarakat dalam bertransportasi," tutup Aida.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com